HUKUM RESEPSI/HAJATAN TERNYATA ADA DALAM ISLAM
Ternyata Hajatan/Resepsi di atur juga dalam islam.
Tradisi
Resepsi Atau Walimah Seperti Pernikahan, Resepsi Khitanan ,Kenduri Dan Masih
Banyak Lagi, Merupakan Budaya yang sangat melekat dalam budaya Indonesia.
Namun
Jangan Memilah memilih Tamu Undangan atau memisahkanya antara Kaya Dengan Orang
Miskin
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
شَرُّ
الطَّعَامُ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى إِلَيْهِ الْأَغْنِيَاءُ وَيُتْرَكُ
الْمَسَاكِينُ فَمَنْ لَمْ يَأْتِ الدَّعْوَةَ فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ
“Seburuk-buruk
makanan adalah makanan walimah yang diundang untuk menghadirinya hanya golongan
kaya saja sedangkan orang-orang miskin dilarang” [H.R Muslim (4/154) dan Al
Baihaqi (7/262) dari hadits Abu Hurairah]
Adapun
Bagi tamu undangan jangan sekali kali mencela apa yang di berikan oleh tuan
rumah (Orang Yang Mengundangnya)
Bahkan
Disunnahkan untuk mendoakan yang mengundang. Abdullah bin Bisr mengisahkan,
ayahnya pernah membuat makanan untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu
mengundang beliau. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun datang. Selesai
makan beliau berdoa:
اللهم بَارِكْ
لَهُمْ فِيْمَا رَزَقْتَهُم واغْفِرْ لَهُمْ وارْحَمْهُم
“Ya
Allah berikanlah mereka keberkahan pada apa yang Kau rizqikan kepada mereka,
ampunillah mereka serta sayangilah mereka” [H.R Muslim (3/1615)]
Catatan
:
Tidak Wajib
menghadiri undangan jika di dalamnya terdapat maksiat,
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِالله و اليَوْمِ الآخِرِ قَلاَ يَقْعُدَنَّ على مَائِدَةٍ تُدَارُ
عَلَيْهَا بِالخَمْرِ
“Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir janganlah ia sekali-kali duduk di meja
hidangan yang di situ dihidangkan minuman keras”
H.R Ahmad dari Umar, At Tirmidzi, di hasankan
oleh Al Hakim dan ia juga mensahihkannya dari Jabir dan disepakatioleh Adz
Dzahabi, At Thabrani dari Ibnu Abbas.
Komentar
Posting Komentar