KENAPA DUDUK DI ATAS MAKAM DI LARANG
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ
فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ
.
“Lebih baik salah seorang di antara kalian duduk di atas
bara api hingga membakar pakaian dan kulitnya, daripada duduk di atas kubur”
(HR. Muslim).
Dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَا تَجْلِسُوا عَلَى الْقُبُورِ، وَلَا تُصَلُّوا إِلَيْهَا
.
“Jangan duduk di atas kubur dan jangan pula shalat
menghadapnya.” (HR. Muslim).
Yang lebih parah lagi, mereka berjalan dengan
menginjak-injak kuburan, seakan-akan itu perkara yang remeh dan bukan suatu
pelanggaran.
Baca KUNCI RUMAH TANGGA BAHAGIA
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَأَنْ أَمْشِيَ عَلَى جَمْرَةٍ، أَوْ سَيْفٍ، أَوْ أَخْصِفَ نَعْلِي
بِرِجْلِي، أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَمْشِيَ عَلَى قَبْرِ مُسْلِمٍ، وَمَا
أُبَالِي أَوَسْطَ الْقُبُورِ قَضَيْتُ حَاجَتِي، أَوْ وَسْطَ السُّوقِ
.
“Sungguh! Berjalan di atas bara api atau pedang atau aku
ikat sandal dengan kakiku lebih aku sukai daripada berjalan di atas kubur
seorang muslim. Sama saja buruknya bagiku, buang hajat di tengah kubur atau
buang hajat di tengah pasar” (HR. IIbnu Majah. Berkata Syeikh Al Albani :
Hadist Shahih).
Berkata Imam Asy Syafii rahimahullah :
وَأَكْرَهُ وَطْءَ الْقَبْرِ وَالْجُلُوسَ وَالِاتِّكَاءَ عَلَيْهِ،
إِلَّا أَنْ لَا يَجِدَ الرَّجُلُ السَّبِيلَ إِلَى قَبْرِ مَيِّتِهِ، إِلَّا
بِأَنْ يَطَأَهُ، فَذَلِكَ مَوْضِعُ ضَرُورَةٍ، فَأَرْجُو حِينَئِذٍ أَنْ يَسَعَهُ
إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى
.
“Aku membenci menginjak kubur, duduk atau bersandar di
atasnya; kecuali apabila seseorang tidak menemukan jalan lain ke kubur yang
ditujunya melainkan dengan menginjaknya. Kondisi tersebut adalah darurat, dan
aku harap ia mendapat keringanan (keluasaan) insya Allahu ta’ala.” [Al-‘Umm,
1/277-278].
Baca Juga :
Komentar
Posting Komentar